Lebak,Banten,Medialiputan6.com-
Masyarakat Kecamatan Sajira dikejutkan dengan dugaan pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP) di Sekolah Dasar Negeri ( SDN ) Sindangsari kecamatan Sajira kabupaten Lebak Informasi yang beredar menyebutkan bahwa sejumlah orang tua siswa mengeluhkan adanya pemotongan sebesar Rp100.000 dari dana yang seharusnya diterima utuh oleh para penerima manfaat.Kamis(16/01/2025)
Selain itu, muncul juga kabar bahwa kartu ATM yang digunakan untuk pencairan dana PIP tidak dipegang oleh orang tua atau wali murid, melainkan oleh pihak sekolah. Praktik ini menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat karena dinilai bertentangan dengan aturan program PIP, yang mengharuskan dana tersebut langsung diterima oleh siswa atau wali mereka tanpa campur tangan pihak ketiga.
Seorang wali murid yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, “Dana PIP seharusnya utuh untuk kebutuhan pendidikan anak-anak kami, tapi kami diberitahu ada pemotongan sebesar Rp100.000. Kami juga tidak memegang ATM, sehingga tidak tahu pasti jumlah yang dicairkan”,ucapnya.
“Pihak sekolah hingga saat ini belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan tersebut. Namun, sejumlah pihak mulai mendesak agar pemerintah daerah dan instansi terkait, seperti Dinas Pendidikan dan Inspektorat, segera melakukan investigasi untuk memastikan kebenaran dugaan ini”, ujarnya.
Program Indonesia Pintar adalah salah satu program pemerintah yang bertujuan mendukung biaya pendidikan siswa dari keluarga kurang mampu. Oleh karena itu, dugaan penyalahgunaan dana ini sangat disayangkan, mengingat pentingnya bantuan tersebut bagi keberlanjutan pendidikan para siswa.
Pemerintah Kecamatan Sajira dan Dinas Pendidikan diharapkan segera turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini, serta memastikan bahwa dana PIP digunakan sesuai peruntukannya tanpa ada potongan atau penyalahgunaan,
Hingga berita ini diturunkan, kasus ini masih dalam proses penyelidikan. Masyarakat dihimbau untuk melaporkan jika menemukan indikasi penyimpangan dana PIP di lingkungan sekolah lainnya”, tutupnya.
( Aris prastio )