Karawang, Medialiputan6.com-
Terletak di sudut Dusun Mekarkembang, RT009/RW004, Desa Baturaden, Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.Berdiri rumah renta yang nyaris ambruk. Di sanalah Kakek Saan, 70 tahun, menjalani sisa hidupnya dalam ketidakpastian. Rumahnya sudah tak layak huni. Tiang penyangga goyah hanya dengan sentuhan, atap berlubang menanti jatuh, dan dinding yang retak-retak seakan menandakan waktu tinggalnya rumah itu hanya tinggal menghitung hari.
Saan bukan lagi lelaki muda. Usia senja membuat tenaganya terbatas, sementara pekerjaan serabutan yang ia lakoni hanya cukup untuk sekadar makan. Tak jarang, malam-malam dilalui di luar rumah, beralaskan tikar dekat pos gardu jaga. Ia bukan tidak berharap—pengajuan bantuan rumah tidak layak huni (Rutilahu) sudah pernah disampaikan ke pemerintah desa. Tapi harapan itu seolah lenyap tertelan waktu, belum juga terealisasi hingga hari ini.
Demi keselamatan, anaknya memilih mengontrak rumah sederhana, meninggalkan ayah tua mereka yang masih bertahan di antara reruntuhan masa lalu. Kini, Saan hanya bisa menatap langit malam dan berharap jeritan hatinya terdengar hingga ke telinga pejabat Kabupaten Karawang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Apakah harus ada korban dulu, baru ada tindakan?” tanya sunyi dari balik dinding lapuk rumah Saan.
[ M jhon ]