Karawang,JABAR, Medialiputan6.com- Kampung Karokrok Utara RT 01/RW 02, Desa Kalijaya, Kecamatan Telagasari, Karawang, menjadi saksi semaraknya acara Panen Padi Rendah Karbon dan Ramah Lingkungan yang digelar oleh Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (INTANI), Senin (16/6/2025). Acara ini merupakan bagian dari program Kampung Swasembada Pangan Lestari berbasis The Gade Integrated Farming (TGIF).
Kegiatan berlangsung dari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB dan dihadiri berbagai elemen masyarakat, termasuk Ketua Umum INTANI Guntur S. Mahardika, Ketua INTANI Karawang H. Cecep Saepulloh, Kepala Desa Kalijaya Adnan Hamda, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Danramil 0409, Sekcam Telagasari, penyuluh pertanian, perwakilan Pegadaian, serta masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, Guntur S. Mahardika menyampaikan rasa bangganya terhadap salah satu tenaga ahli INTANI, Ustadz Baharudin, yang berhasil mengembangkan bioteknologi pertanian dan mendapatkan penghargaan dari Jepang. “Saat ini, sudah ada 44 petani yang tersertifikasi BNSP berkat fasilitasi dari Pegadaian. Ini merupakan langkah nyata menuju pertanian berkelanjutan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Budidaya padi rendah karbon yang dikembangkan oleh Kelompok Tani Saikhwan 2 di Karawang membuktikan efisiensi waktu tanam. Mereka berhasil memanen dalam 88 hari, lebih cepat dibanding budidaya konvensional yang biasanya memakan waktu hingga 115 hari. Panen simbolis pun dilakukan langsung oleh Ketua Umum INTANI dan Ketua INTANI Karawang di tengah hamparan sawah.
Ketua INTANI Karawang, H. Cecep Saepulloh, menekankan pentingnya penggunaan pupuk organik yang ramah lingkungan. “Menggunakan pupuk organik itu mudah, aman tanpa bahan kimia, dan terbukti membuat hasil panen lebih subur serta menjaga kelestarian tanah,” tuturnya.
Kepala Desa Kalijaya, Adnan Hamda, menyambut baik kegiatan tersebut dan mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada INTANI atas pencerahan terkait pertanian berkelanjutan. Ia juga berharap masyarakat dapat mulai meninggalkan penggunaan pestisida dan beralih ke bahan alami yang tersedia di lingkungan sekitar.
Danramil 0409, Korps Infanteri Joko Siswoyo, dalam kesempatan itu mengapresiasi kontribusi INTANI. Menurutnya, pupuk organik dapat mengembalikan keseimbangan tanah dan meningkatkan produktivitas hingga 10 ton per hektare. “Ini adalah solusi nyata untuk ketahanan pangan,” katanya.
Kepala UPTD Pengelolaan Pertanian Telagasari menambahkan bahwa transformasi pertanian memerlukan proses bertahap dan konsistensi. “Yang terpenting adalah menjaga lingkungan dan menerapkan teknik pertanian yang benar demi kelangsungan jangka panjang,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Pegadaian yang diwakili oleh Pimpinan Cabang Karawang Ali Rosyid serta Deputi Bisnis Wilayah Rismon, menegaskan komitmen Pegadaian dalam mendukung program ini. “Sebagai BUMN, kami mendukung penuh kerja sama antara INTANI, kelompok tani, dan masyarakat untuk mewujudkan pertanian multikultural berbasis bahan organik dan rendah karbon,” ucap Rismon.
[ RED ]