Medialiputan6.com, Timika, Papua Tengah — Selasa pagi, 24 Juni 2025. Bandara Mozes Kilangin tampak lebih semarak dari biasanya. Langit bersih, suara pengumuman keberangkatan bersahutan, dan sekelompok anak muda tampak berbaris rapi. Mereka mengenakan seragam olahraga putih biru muda, membawa busur panah, dan ransel berisi perlengkapan. Wajah mereka memancarkan semangat, gugup, dan tekad.
Mereka bukan penumpang biasa. Mereka adalah kontingen panahan junior Papua Tengah, yang bersiap berangkat menuju Kejurnas Panahan Junior 2025 di Kudus, Jawa Tengah.
Anak-anak muda ini merupakan atlet resmi di bawah naungan Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Provinsi Papua Tengah. Mereka akan bertanding mewakili Papua Tengah dalam ajang nasional yang mempertemukan atlet-atlet muda terbaik dari seluruh penjuru Indonesia.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Rombongan terdiri dari atlet, pelatih, dan pendamping. Mereka berasal dari dua kabupaten: Mimika dan Nabire, dan akan berlaga dalam kategori usia U-10, U-13, U-15, dan U-18.
Bagi sebagian besar dari mereka, ini adalah pengalaman pertama ke luar Papua. Meski demikian, antusiasme dan optimisme tetap terpancar.
“Anak-anak ini baru pertama kali naik pesawat ke luar pulau untuk bertanding. Tapi semangat mereka luar biasa,” ujar Elisabeth Cenawatin, Ketua Umum Perpani Papua Tengah, yang juga menjabat Sekretaris II KONI Papua Tengah.
Latihan Diam-Diam, Keyakinan Tegas
Didampingi oleh Sugiyono, Sekretaris Perpani Papua Tengah, Elisabeth memastikan bahwa proses seleksi dan latihan telah dilakukan secara serius. Dalam beberapa pekan terakhir, para atlet menjalani latihan intensif dan tes kesiapan.
“Kami tidak asal berangkat. Mereka sudah menunjukkan kemampuan dan daya juang yang menjanjikan. Kami percaya mereka siap bersaing,” kata Elisabeth kepada tim reportase.
Melawan Rasa Minder, Menanam Rasa Percaya
Elisabeth menyadari tantangan utama justru bukan pada teknik, tetapi mental bertanding. Menghadapi lawan dari kota-kota besar, anak-anak Papua Tengah bisa saja merasa kecil. Tapi Elisabeth memilih pendekatan sebaliknya: menumbuhkan kepercayaan diri dan kebanggaan.
“Kita datang bukan untuk kalah. Kita datang untuk belajar, untuk bertanding, dan untuk menunjukkan bahwa kita juga mampu. Tidak perlu malu atau minder,” tegasnya.
Kejurnas : Panggung Anak Panah dari Timur
Kejurnas Panahan Junior 2025 akan digelar di Venue Supersoccer Arena, Kudus, dari tanggal 27 Juni hingga 5 Juli 2025. Para atlet akan bersaing dalam sistem gugur, mulai dari babak kualifikasi hingga final.
Menurut Elisabeth, atlet dari Nabire akan berlaga di kategori U-10, U-13, dan U-15, sementara atlet dari Mimika akan bertarung di kategori U-18.
“Atlet-atlet ini adalah wajah masa depan panahan Indonesia dari Timur. Mereka membawa harga diri dan harapan seluruh Papua Tengah,” ungkap Elisabeth.
Salah satu peserta termuda, Yosep (10 tahun) dari Kampung Sima, Nabire, terlihat sangat percaya diri. Saat ditanya apakah ia siap bertanding, ia menjawab polos, “Kalau saya bidik, harus kena. Saya sudah janji sama bapa.”
Tepat pukul 10.15 WIT, suara mesin pesawat mulai terdengar menggema di atas landasan. Satu per satu, para atlet memasuki ruang boarding. Di balik kaca, para pelatih, orang tua, dan pengurus Perpani melepas mereka dengan senyum dan doa.
Di antara riuh kontingen dari kota besar, kontingen Papua Tengah datang dalam diam namun penuh harapan: membidik prestasi, membawa nama daerah, dan menancapkan panah mimpi dari Timur Indonesia ke panggung nasional. (Aw)