Medialiputan6.com, Nabire, Papua Tengah — Dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H, Paguyuban Pasundan 1913 menggelar kegiatan Silaturahmi dan Istighosah yang berlangsung khidmat di Sekretariat PW Pasundan 1913, Bumiwonorejo, Nabire. Kegiatan ini menjadi momentum untuk mempererat kebersamaan antarwarga Sunda di tanah rantau sekaligus mengawali tahun baru Hijriah dengan doa bersama dan refleksi spiritual.
Acara tersebut dihadiri oleh para sesepuh paguyuban, Ketua DPC H. Amir, Sie Kerohanian, serta warga Pasundan dari berbagai wilayah seperti Kota Nabire, Karadiri Dua, SPA, dan sekitarnya. Hadir pula tokoh agama dan masyarakat, di antaranya Ketua PC Nahdlatul Ulama (NU) Nabire, Bapak Agus Suprayitno, serta Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua Tengah, KH. M. Rofiq.
Kegiatan diawali dengan istighosah yang dipimpin oleh Tabroni M. Cahya, S.H., dilanjutkan dengan tausiah dan ramah tamah. Dalam sambutannya, Tabroni menyampaikan bahwa Tahun Baru Islam adalah saat yang tepat untuk memperkuat iman, memperbaiki niat, serta mempererat tali persaudaraan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Melalui istighosah ini, kita memohon perlindungan dan keberkahan dari Allah SWT di tahun baru ini. Semoga seluruh warga Pasundan, dan masyarakat sekitar, selalu diberikan kesehatan, keselamatan, dan dimudahkan dalam segala urusan,” ucap Tabroni.
Ia juga mengingatkan bahwa meskipun secara kelembagaan Paguyuban Pasundan 1913 di tingkat pusat masih dalam proses legalisasi, semangat dan kebersamaan warga harus tetap dijaga. Menurutnya, segala sesuatu yang bernilai besar membutuhkan perjuangan dan ketekunan.
Tabroni turut menyampaikan rasa syukurnya karena dipercaya sebagai Ketua Seksi Perlengkapan dalam kegiatan tingkat provinsi, yang menurutnya menjadi bentuk kepercayaan terhadap warga Pasundan yang aktif dan berkontribusi dalam berbagai organisasi sosial kemasyarakatan di Papua Tengah.
“Ini bukan hanya amanah, tetapi juga kepercayaan yang harus dijaga. Kita bangga karena warga Pasundan selalu ada dan aktif dalam berbagai ruang kebersamaan,” tambahnya.
Dalam suasana penuh kehangatan, Tabroni juga mengajak seluruh warga Sunda di Nabire untuk terus menjadi perekat dan pemersatu di tengah masyarakat yang majemuk, serta menjauhi hal-hal yang dapat memicu perpecahan.
“Tahun baru ini mari kita isi dengan semangat baru. Perbedaan bukan alasan untuk terpecah, tapi alasan untuk saling memahami dan memperkuat ukhuwah,” tegasnya.
Acara ditutup dengan doa bersama dan ramah tamah. Para peserta berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan secara rutin sebagai bentuk pelestarian nilai-nilai budaya, spiritual, dan sosial warga Sunda di Papua Tengah. (Aw)