Muara Enim, Sumsel, medialiputan6.com// Tradisi Sedekah Desa atau Sedekah Dusun adalah ritual tradisi yang dilakukan untuk mengucapkan rasa syukur kepada sang maha kuasa atas keberhasilan desa. Begitu juga dengan Desa Keban Agung, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Sumsel, yang menggelar acara sedekah desa di lapangan Desa Keban Agung, Kamis (02/10/2025).
Acara di hadiri Bupati Muara Enim, H. Edison, S.H., M.Hum., di dampingi Ketua TP-PKK Kabupaten Muara Enim, Hj. Heni Pertiwi Edison, S.Pd, Plt.Camat Lawang Kidul, Yudha Pratama, S.STP dan Ketua TP-PKK, Kepala Desa Keban Agung, Fajrol Bahri dan istri, Pembina Adat Kab. Muara Enim yang juga selaku Pemangku Adat Desa Keban Agung, H.M. Harun Mahudin.
Perwakilan CSR dan Humas PT.Bukit Asam, beserta perwakilan Perusahaan yang ada di wilayah Kecamatan Lawang Kidul, Koramil dan Polsek, Kadus dan RT se-desa Keban Agung serta masyarakat dan tamu undangan lain.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Serta hadir juga keluarga dari desa-desa yang masih ada garis keturunan dengan Desa Keban Agung, yakni Desa Dalam (Dusun Dalam) Kec. Belimbing, Desa Lambur dan Desa Lebak Budi, Kec.Panang Enim serta Desa Pulau Panggung, Kec.Tanjung Agung.
Dalam kesempatan ini, Bupati H.Edison, mengatakan, acara ini salah satu pelestarian budaya dan adat istiadat yang mempersatuan dan menjaga garis keturunan dari nenek moyang sampai ke anak cucu.
“Ini acara luar biasa, yang dikemas dengan baik oleh Kades dan masyarakat, terus jaga dan lestarikan adat dan budaya seperti ini, bukan hanya di Keban Agung, tapi diseluruh Kabupaten Muara Enim, saya yakin kedepan Muara Enim semakin “Membara”, ujar Bupati.
Bupati berharap kedepan, Desa Keban Agung akan lebih baik lagi dalam bidang pembangunan, masyarakat semakin maju dan yang berusaha disemua bidang, pedagang, petani dan pekerja di perusahaan diberi keberhasilan dan pada akhirnya kita berharap Ridho dari Allah,SWT, kata Bupati mengakhiri wawancaranya dengan awak media.
Diketahui dari sejarah bahwa Desa Keban Agung terdiri dari tiga Sumbai (Sumbai=Sumber keturunan-Red) yakni,
– Puyang Meraje Sulutan berasal dari Solo, Jawa Tengah, merantau ke Sumatera dengan dikawal oleh Hulu Balang Pekik Nyaring dan menemukan tempat dan menetap di Muara Air Oal.
– Puyang Kemar Lauh berasal dari Samudra Pasai yang merantau bersama istrinya Cut Sumiha, membawa bibit padi ketan yang ditanam di ataran Lubuk Luban dihulu Muara Oal.
– Aryo Belekap yang datang dari Desa Lambur (Kec.Panang Enim-Red) yang merupakan anak cucu Puyang Mijan Tunggal, Aryo Belekap datang bersama istrinya Siti Melur dan anaknya Aryo Tembikur yang kemudian bersama Sumbai yang lain menetap dan hidup dengan damai hingga menjadi Desa Keban Agung, (sumber: Pemangku Adat Desa Keban Agung, H.M. Harun Mahudin).
Diakhir wawancara, H.M. Harun Mahudin berharap kepada seluruh unsur pemerintah dan stakeholder, agar kiranya mendukung pelestarian dan segala kegiatan adat istiadat yang sudah teradat ini, karena kata pepatah ” Apabila tidak beradat maka hilanglah Adab”pungkasnya.
Kehadiran Bupati pada acara ini juga sekaligus peresmian Jembatan Gantung, Kantor Kepala Desa serta Kantor BUMDes.
(Y2n)