Karawang,JABAR, Medialiputan6.com- Suasana khidmat menyelimuti Pondok Pesantren Nurul Hikmah Assalafiyyah di Dusun Bojong Tugu II, RT 012/003, Kecamatan Rengasdengklok Selatan, Kabupaten Karawang, Kamis malam (9/10/2025).
Ratusan jamaah dari berbagai majelis taklim, tokoh agama, masyarakat, serta santri-santri pondok tumpah ruah dalam peringatan Khaul Tuan Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani, sang Sultonul Auliya atau rajanya para wali Allah.
Kegiatan rutin tahunan yang digelar oleh Ponpes Nurul Hikmah Assalafiyyah tahun ini mengusung tema “Teruslah Perbaiki Diri Melalui Tholabul Ilmi Sehingga Menggapai Ridho Ilahi.”
Acara tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Pondok, KH. Komaruzaman, serta dihadiri oleh H. Heri, Ustad Sumarna Geleger, Ustad Badru Salam, Sekdes H. Daday Iskandar, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan jamaah dari Dusun Bojong Tugu I dan II.
Sebelum acara utama dimulai, rangkaian kegiatan diawali dengan pembacaan hadiah, pembacaan ayat suci Al-Qur’an, sambutan Ketua Pondok Pesantren, pembacaan manaqib Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani, dan ditutup dengan tausiah serta doa bersama.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam sambutannya, KH. Komaruzaman menuturkan bahwa peringatan khaul Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani telah menjadi tradisi yang mengakar di kalangan pesantren dan masyarakat luas.
“Khaul ini bukan hanya ajang mengenang sosok wali besar, tetapi juga momentum memperbaiki diri, memperkuat keimanan, dan memperkaya khazanah budaya Islam di tanah air,” ujarnya.
Beliau menambahkan, peringatan khaul juga menjadi bukti bahwa nilai-nilai spiritual dan budaya Islam mampu berjalan beriringan dengan kehidupan masyarakat modern. Tradisi ini, kata KH. Komaruzaman, merupakan bentuk penghormatan terhadap ulama dan para wali Allah yang telah menjadi pelita dalam perjalanan umat Islam.
“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani adalah teladan bagi umat Islam. Beliau mengajarkan makna ikhlas, zuhud, dan cinta kepada ilmu. Karomah beliau menjadi pengingat bahwa kemuliaan hanya milik orang-orang yang dekat dengan Allah SWT,” tambahnya.
Selain tawasul dan istighosah, acara juga diisi dengan pembacaan manaqib. Secara etimologis, kata manaqib berasal dari manqobah yang bermakna kebajikan atau perbuatan terpuji. Dalam konteks Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani, pembacaan manaqib merupakan bentuk penghormatan dan peneladanan terhadap sifat-sifat mulia beliau.
KH. Komaruzaman menjelaskan bahwa kegiatan seperti ini penting untuk menjaga tradisi keislaman khas pesantren dan mempererat ukhuwah antarumat Islam di Karawang dan sekitarnya.
Sebagai penutup, jamaah mendapatkan siraman rohani dari Ustad Sumarna Geleger yang menekankan pentingnya memperbaiki diri melalui ilmu dan amal saleh demi meraih ridho Allah SWT.
“Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah. Mari kita terus belajar dan memperbaiki diri agar hidup kita senantiasa diridhai Allah,” pesan Ustad Sumarna dalam tausiyahnya.
Peringatan Khaul Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Assalafiyyah ini menjadi bukti bahwa tradisi spiritual Islam tetap hidup dan tumbuh subur di tengah masyarakat Karawang. Selain menjadi ajang doa dan zikir bersama, kegiatan ini juga menjadi media dakwah yang mempererat tali silaturahmi dan memperkuat semangat keagamaan umat.
Reporter: Sugandi