Medialiputan6.com, Nabire, Papua Tengah – Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Provinsi Papua Tengah meneguhkan komitmennya untuk membangun masa depan yang lebih sejahtera. Hal itu terwujud dalam rapat kerja yang berlangsung pada Rabu (24/9/2025) di Nabire, dengan agenda membahas Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) Tahun Anggaran 2026.
Plt. Kepala Dinsos P3A Papua Tengah, Roni Misikmbo, S.Sos, memimpin langsung rapat bersama seluruh pejabat dan staf. Ia menegaskan bahwa program dinas harus hadir untuk menjawab kebutuhan nyata masyarakat.
Beberapa program prioritas yang disusun meliputi :
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
- Penyediaan gizi bagi anak usia dini (0–4 tahun) dan Pemberian bantuan untuk ibu hamil.
- Pemberian insentif bagi lansia di atas 60 tahun.
- Layanan mental dan spiritual bagi anak terlantar serta korban kekerasan.
- 4 Fasilitasi BPJS Ketenagakerjaan bagi masyarakat ekonomi lemah.
- 5. Pembangunan panti asuhan milik Pemerintah Provinsi Papua Tengah di Nabire.
- Pembangunan rumah singgah milik Pemerintah Provinsi Papua Tengah di Nabire.
Menurut Roni, program-program tersebut bukan hanya sekadar angka dalam perencanaan, tetapi juga wujud nyata kepedulian pemerintah terhadap kelompok rentan.
Selain membahas program prioritas, Roni juga menyiapkan langkah konkret. Ia berencana mengunjungi Sekolah Luar Biasa (SLB) di Graha BTN Kalibobo dan di Sriwini.
“Kami akan turun langsung untuk melihat apa saja kekurangan prasarana maupun fasilitas di SLB tersebut. Doakan, setelah anggaran 2026 terealisasi, kunjungan ini bisa segera terlaksana,” ujarnya penuh harap.
Kemudian, dalam waktu dekat, ia juga akan melakukan kunjungan kerja ke Panti Asuhan Santa Helena di Nabire. Panti ini disebut mengalami kerusakan cukup parah, sehingga perlu perhatian serius dari pemerintah provinsi.
Melalui rapat kerja ini, Dinsos P3A Papua Tengah meneguhkan langkahnya untuk mendukung visi besar pemerintah daerah: mewujudkan Papua Tengah yang sejahtera, berdaya, dan bermartabat.
Semangat tersebut sejalan dengan gerakan “Bangga Papua”, yang menekankan pentingnya kepercayaan diri, kemandirian, serta kebanggaan masyarakat Papua terhadap potensi dan masa depan daerahnya.
Setiap rencana yang disusun dalam rapat ini bukan sekadar program kerja, melainkan sebuah janji untuk menjawab kebutuhan anak-anak, para lansia, dan mereka yang hidup di garis rapuh kehidupan. Di sisi lain, upaya ini juga mencerminkan harapan besar agar setiap orang Papua merasakan sentuhan keadilan sosial yang nyata.
Dengan langkah-langkah tersebut, Dinsos P3A Papua Tengah ingin menunjukkan bahwa pembangunan tidak hanya berbicara tentang infrastruktur, tetapi juga tentang hati yang hadir untuk melindungi dan menguatkan sesama. (Aw)