Medialiputan6.com, Nabire, Papua Tengah – Hujan deras yang mengguyur wilayah Distrik Wanggar, Kabupaten Nabire, membuat puluhan hektar lahan pertanian warga terendam banjir. Akibatnya, aktivitas bertani dan penjualan hasil panen terhenti total.
Peristiwa ini menarik perhatian aparat kepolisian. Kapolres Nabire bersama Kapolsek Nabire Barat dan jajaran langsung turun ke lokasi terdampak di Kampung Wiraska dan sekitar Jembatan Wanggar, Kamis (9/10/2025), untuk melihat kondisi masyarakat sekaligus mendengarkan keluhan mereka.
Kapolres Nabire Samuel D Tatiratu, S.I.K., menjelaskan kunjungan tersebut dilakukan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial Polri terhadap masyarakat yang sedang menghadapi musibah.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami mendapat laporan bahwa saudara-saudara kita di Wanggar terdampak banjir cukup luas. Banyak lahan pertanian tidak bisa digunakan, dan hasil panen tidak dapat dijual. Karena itu kami turun langsung untuk memastikan kondisi di lapangan,” ujarnya.
Dalam peninjauan itu, Kapolres juga mendapati sejumlah masalah lain yang memperburuk dampak banjir, terutama pembangunan jembatan kecil di sekitar Jembatan Wanggar yang belum selesai.
“Selain banjir, ada juga persoalan pekerjaan jembatan kecil yang belum rampung. Beberapa warga dan pekerja menyampaikan keluhan karena pekerjaan belum tuntas, dan sebagian belum menerima pembayaran penuh,” tambahnya.
Dari hasil pemantauan di lapangan, sekitar 50 hektar lahan pertanian di wilayah tersebut terendam air. Selain itu, sekitar 100 rumah warga di Kampung Wiraska juga ikut terdampak banjir.
Kondisi ini membuat masyarakat setempat kesulitan beraktivitas, terutama dalam memenuhi kebutuhan pokok harian.
Sebagai bentuk kepedulian, Polres Nabire bersama jajaran Polsek Nabire Barat menyalurkan bantuan sembako dan kebutuhan darurat kepada warga terdampak. Bantuan itu diharapkan mampu meringankan beban masyarakat selama masa pemulihan.
Kapolres menegaskan bahwa langkah cepat ini merupakan bukti nyata kehadiran Polri di tengah masyarakat, bukan hanya dalam menjaga keamanan, tetapi juga dalam memberi empati di saat bencana.
“Langkah ini kami lakukan sebagai wujud empati dan tanggung jawab sosial Polri. Kami hadir untuk melihat langsung, mendengar, dan membantu masyarakat yang sedang kesulitan,” tutupnya penuh haru.
Harapan mereka sederhana namun bermakna: agar air segera surut, lahan kembali hijau, dan kehidupan berjalan normal. Di balik musibah, tersimpan kisah tentang kepedulian, kebersamaan, dan harapan untuk bangkit bersama. (Aw)